Friday 18 September 2009

Secarik Kertas Dari Hamba Tuhan

“Ia” segera tiba, kemerdekaan tapi bukan akhir dari pertumpahan darah ataupun ribuan luka tersayat pedang terlobang peluru. Lebih dari itu semua, suatu masa yang sangat dinanti berjuta nyawa tanpa harus mengibarkan bendera di tengah padang beralaskan permadani hijau membentang. Tanpa harus mengucapkan sumpah kemenangan, tanpa mengharap sorak gemuruh riuh tepuk tangan. Tapi, “Ia” datang lebih lembut dari semilir angin di pagi beratapkan gumpalan lembut awan basah.
20 September 2009, “Ia” kembali lahir dengan wacana yang lebih indah. Berbingkai doa kepada Tuhan dari mulut para hamba yang Engkau muliakan. Berurai ampunan diatas telaga dosa yang Engkau hapuskan untuk kami. Puncak dari 29 waktu, minggu senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, dan terus berbalik kewaktu awal. Hari dimana setiap insan saling melunturkan perbedaan dan kembali menjadi seorang bayi yang sama dihadapanNya.
Jabat tangan seakan mewakili dialog hati tanpa harus berkata. Langitpun tak segan untuk bersujud, tanah tak malu untuk meninggalkan egonya, gradasi pelangi menyerahkan keindahannya pada ujung bumi. Semua melebur menjadi satu, tanpa paksaan tanpa ikatan, tanpa harus menandatangani kontrak perdamaian.
Kurasa tak cukup jika harus menguraikan lisan dalam secarik kertas tak bernafas ini. Tapi aku bukan Tuhan yang bisa selalu bersama kalian. Aku hanya salah satu hamba yang selalu berlumur dosa, dan hanya bisa mengharap ampunan dari para hamba lain dan dari Nya tentunya. Marhaban Ya Ramadhan, selamat menikmati awal dari sebuah kemenangan, karena kita harus terus berjuang untuk kemenangan berikutnya. Mohon Maaf Lahir Batin, semoga kita kembali suci.amien (Angki Muhammad dan Keluarga)

0 komentar:

shotbodoh

shoutbox

coretanbodoh

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP