Thursday 23 July 2009

aku senyummu dan kenanganmu..

“Hey..apa yang kau cari? Dari tadi aku melihat kedua bola matamu sibuk mencari sesuatu?!. Apakah kau menunggu matahari yang panas itu jatuh kebumi dan membakar tubuhmu?!”, pertanyaan tiba-tiba memberondonganku. Aku tak menjawab dengan lisan, hanya senyumku yang seolah mengatakan”apa yang kau bicarakan? aku tak mengerti?”. Lalu berapa detik kemudian aku kembali melayangkan pandanganku. “ah..sudahlah, tak berguna aku bertanya pada patung arca bernyawa seperti kamu!”. “Bodo..aku juga tak peduli dengan pertanyaan keledai berkaki dua seperti kamu”, umpatku dalam hati.

Jari-jari aku ketukkan pada meja makan berwarna putih dengan berapa orang yang duduk melingkarinya. Perasaanku tidak tenang, jantungku seakan terasa lebih dasyat dari pada ledakan boom JW Marriot yang aku liat dilayar televisi. Aku ambil sebatang rokok dari kotak yang terletak berapa meter didepanku. “Ah..jangan, kau harus berhenti merokok. Demi kebaikanmu. Juga demi kebaikan kantongmu yang mulai menipis”, ternyata hati kecilku masih bisa mengajariku cara memperpanjang hidup. Aku letakkan kembali rokok itu kedalam kotaknya, dan aku alihkan kegugupanku pada segelas jeruk hangat yang terletak didepanku.

Dia masih disana, masih setia dengan senyum yang aku lihat samar-samar dibalik balutan hitam dikepalanya itu. Tidak pernah aku merasakan gugup yang seperti ini. Aku seperti dihadapkan pada jembatan kecil dengan buaya dan piranha dibawahnya. Sedangkan “kucing” hutan mengintaiku dari belakang. Aku harus terus melangkah atau aku akan mati jika aku tak segera melawan ketakutanku. Aku harus kesana, aku harus mendekatinya. Tak ada satu alasanpun yang bisa membuatku terdiam, kecuali jika petir menyambarku dan membuatku tidur sesaat, atau selamanya.

Ketika aku mulai mempunyai keberanian, tiba-tiba aku melihat dia beranjak dari tempat duduk itu. “Oh..Gusti, dia pasti hendak pergi”. Ah..lemas badan ini, api yang sempat membuat aku terbakar, kembali meredup seperti tersiram ribuan liter pemadam kebakaran. Gagal semua keinginan untuk mencoba medekati mahluk indah itu. Entah kapan lagi aku bisa menatap senyum (yang menurut aku) sempurna. Aku harus buang jauh-jauh angan-angan bodoh ini.

Berapa detik kemudian, aku merasakan jantungku kembali seperti diteror. Kali ini lebih kencang. Aku pegang dadaku erat, aku takut jantungku melompat dan jatuh diantara tumpukan sampah. Aku balikkan tubuhku dengan cepat. “Wow..itu dia..itu dia” teriakku girang tapi hanya tertahan. Dia berjalan pelan ke arah dimana aku menghabiskan waktu mengaguminya. Dia semakin dekat. Aku kini bagai bidak catur, harus melangkah lebih cepat untuk menghentikan langkah sang ratu. “Sekarang atau tidak sama sekali!!”, dan tanpa pikir lagi aku langkahkan kakiku mendekatinya. “hey.......”

Aku harap ini buka impian sesaat, bukan hanya untuk hari ini. Tapi aku bisa membawa mimpi ini dimanapun aku bernafas. Meski aku tahu, aku tak seindah kenangan nya..

0 komentar:

shotbodoh

shoutbox

coretanbodoh

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP