Monday 27 July 2009

monolog tentang dia

Dong..Dong..Dong..Suara jam pada dinding kamar ini memupuskan mimpiku dalam sekejap. Tak sadar aku terlena terlalu dalam pada alam bawah sadarku. Aku seakan kembali pada satu masa dimana aku, dia berjalan diatas permadani bersulamkan benang emas.

“Ahh..Tuhan, kenapa engkau kaburkan aku dari mimpiku semalam, aku masih pingin terlelap”, aku sibakkan rambut yang menutupi mataku.

“Umm..sudahlah, bukan saatnya aku bermimpi lagi”. Beranjak tubuhku dengan bertopang setengah nyawa yang masih belum pulih.

Kubuka kerai jendela kamarku, perlahan garis-garis mentari menampar wajahku, hangat dan membangunkanku, utuh.

Seperti jejak-jejak harianku yang sudah lalu, aku kembali pada aktifitas menjemukan yang terkadang membuat aku seperti tak mempunyai nafsu, bahkan untuk bernafas sekalipun. Tapi aku harus tetap maju, harus tetap mengukir jejak untuk hari ini, dan hari-hari seterusnya.
Aku ambil segelas air di samping monitor 17”ku, yang memang aku siapkan sejak semalam. Tetes demi tetes air membasahi kerongkonganku, lega. Aku tatap sekejap gelas kaca ini.

“Gusti, nikmatnya air yang kau ciptakan ini”, ucapku bersukur. Kemudian aku taruh kembali gelas yang telah kosong, tak tersisa setitik airpun.

Aku labuhkan pandanganku pada aquarium bulat berisikan dua ekor ikan koki, mungil dan lucu. Dia dan Aku, nama kedua ikan koki itu, selalu menyambutku dengan berapa gelembung air. Seakan mereka ingin berbicara padaku, tapi tak pernah dapat aku artikan. Mereka seakan membawaku pada satu kenangan masa lalu.

“Kenapa engkau tak seperti ikan-ikan ini?”, aku mulai melantur.

“Mereka masih saling cinta meskipun sudah lama bersama, dan tak pernah merasa bosan”, aku sentuh permukaan airnya.

“Tidak seperti engaku, hilang ketika aku sangat membutuhkan”, dan tak terasa pipiku basah, dingin. Efek tetesan air mata.

Aku biarkan air mataku mengalir. Lalu dengan perlahan aquarium bulat ini aku angkat. Dia dan Aku menari-nari dengan indahnya. Seakan tahu apa yang akan aku lakukan. Aku harus membebaskan mereka, karena dengan begitu mereka akan lebih bahagia. Sebahagia ketika aku membebaskanmu pergi, dengan wanita lain.

0 komentar:

shotbodoh

shoutbox

coretanbodoh

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP