Takkan kembali
Masihkah kau bagai hujan di dimalam yang panas itu?
Yang turun dengan lembut membasahi muara lahar mulut merapi..
Ketika kita berdua menikmati semilir angin dari celah-celah daun jendela...
Ketika kau masih bersedia mencumbui mulutku yang bau cerutu...
Ketika pelukanmu masih melingkar diperutku yang mulai membuncit...
Ketika jemari-jemarimu memainkan sekitar pusarku...
Aku benar-benar merindukan semua itu...
Semua yang hanya ada pada dirimu...
Semua yang takkan mungkin kunikmati kembali...
Yang sirna ketika kau menelanjangi kepercayaanku...
0 komentar:
Post a Comment